Header Ads


Surat tanggapan terbuka untuk Menteri Agama RI dari Gembala Socrates Yoman

Kepada Yang Terhormat,

Menteri Agama RI Fachrul Razi
Di Jakarta

Shalom!

Saya menyampaikan apresiasi atas inisiatif tentang SURAT EDARAN NOMOR: SE. 19 TAHUN2020 TENTANGPELAKSANAAN PROGRAM KEMENTERIAN AGAMA tentang “KITA CINTA PAPUA”

“Inti Program Kementerian Agama “Kita Cinta Papua.” adalah memajukan pendidikan dan keagamaan di Provinsi Papua dan Papua Barat melalui dukungan pembangunan sekolah dan gereja di Papua dan Papua Barat, dan dukungan bea siswa kepada generasi muda di Provinsi Papua dan Papua Barat sehingga dapat mengenyam pendidikan pada setiap jenjang secara berkelanjutan.”

Surar Edaran Menteri Agama RI ” KITA CINTA PAPUA” ini mengingatkan janji
Pemerintah Republik Indonesia melaui Menteri Dalam Negeri RI Amir Machmud kepada rakyat dan bangsa Papua dihadapan peserta Dewan Musyawarah Pepera yang dipilih oleh ABRI (kini: TNI) di Merauke pada Selasa, 14 Juli 1969.

“…pemerintah Indonesia, berkeinginan dan mampu melindungi untuk KESEJAHTERAAN rakyat Irian Barat, oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, tetapi tinggal dengan Indonesia.”

Tetapi, melihat realitas dalam perjalanan 51 tahun sejak 1969 sampai 2020 sangat paradoks dengan kata-kata indah itu berubah menjadi tragedi kemanusiaan dan malapetaka, penderitaan, tetesan air mata, cucuran darah berkepanjangan dan tulang belulang yang berserakkan yang dialami rakyat Papua di atas Tanah mereka sendiri.

Jadi pertanyaan saya kepada Menteri Agama Republik Indonesia apa perbedaan antara “KITA CINTA PAPUA” dengan “….BERKEINGINAN DAN MAMPU MELINDUNGI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT IRIAN BARAT?”

Sebagai bukti bahwa Surat Edaran Menteri Agama RI adalah benar-benar” KITA CINTAI PAPUA” , maka permintaan saya atas nama seluruh rakyat Papua dari Sorong-Merauke, bahkan yang ada di Luar Negeri sebagai berikut:

1. Tangkap dan adili serta menghukum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menewaskan 4 siswa di Paniai pada 8 Desember 2014. Nama-nama siswa yang tewas di tangan TNI: Simon Degey (17), Apinus Gobay (16), Alfius Youw (18) dan Yulianus Yeimo (17). Karena Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo sudah berjanji untuk penyelesaian kasus ini, tetapi sampai sekarang kasus penembakan 4 siswa itu belum diselesaikan sampai saat ini.

Proses Penangkapan, dan peradilan dan tuntutan terhadap anggota TNI yang menewaskan 4 siswa tersebut harus dipublikasikan secara luas, bahwa Surat Edaran Menteri Agama RI “KITA CINTA PAPUA” adalah benar dan dapat dipercaya.

2. Pemerintah Indonesia mengijinkan wartawan asing masuk ke Papua sesuai janji Presiden RI, Ir. Joko Widodo untuk melihat dan meliput hasil pembangunan dalam Otonomi Khusus 2001 selama 19 tahun.

3. Pemerintah Indonesia mengijinkan Pelapor Khusus PBB untuk masuk ke Papua untuk memantau perubahan dan kemajuan rakyat Papua dalam Otonomi Khusus 2001 selama 19 tahun.

4. Rakyat Papua dari Sorong-Merauke dan yang ada di Luar Negeri akan percaya pemerintah Indonesia dan Surat Edaran “KITA CINTA DAMAI” apabila permintaan nomor 1-3 dapat dibuktikan dengan sungguh-sungguh.

5. Rakyat Papua dari Sorong-Merauke, dan dari Luar Negeri tunggu BUKTI dari pemerintah Republik Indonesia.

Terima kasih

Ita Wakhu Purom, Rabu, 15 Juli 2020

Gembala Dr. Socratez S.Yoman,MA

1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).

Sumber: wagadei.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.