Header Ads


Sayang, hidup OAP ibarat binatang buruan di negerinya


Oleh: Damoye Nor

SUARA Orang Papua Hakiki mencari kebahagiaan, kedamaian, dan kebebasan didalam dunia namun serombangan orang bersenjata (TNI/POLRI) menghadang, membantai betul, menyiksa, memukul, menculik, memperkosa, memenjarakan, menodong senjata, menikam, sehinga akibat tersebut terpaksa menutupi usianya. Kematian orang asli Papua di seluruh pelosok bumi cendrawasih mengalami perlakuan yang sama. Perlakuan tersebut adalah perlakuan negara Indonesia, negara dianggap orang asli Papua (OAP) adalah bintang buruan yang harus dikejar dan ditembak mati.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara hukum didunia tetapi dikemanakan hukum itu saat orang Papua berjemur dengan darah manusia. Negara harus adil menangani segala masalah apapun dan membuktikan sebagai negara hukum pada dunia jika negara manusia,  jangan tahu hanya menciptakan suasana-suasana buruk dalam kehidupan antar makhluk sesama.

Sayang sekali, Hukum tak berlaku di bumi cendrawasih dan negara gagal betul membumikan pancasila dan UUD diatas tanah kulit hitam, rambut keriting (Papua). Jika rakyat Papua menuntut seadil-adilnya dari pemerintah pusat, tidak ada respon atau tanggapi sama sekali dari pusat tahu hanya memberi tembakan-tembakan dan peluru meluburi sukma orang Papua.

Hargailah Orang Papua, hai Negara Manusia! Kenyataan kebelakangan ini, Presiden RI, Menteri Menkopolhukam, dan ada beberapa menteri menciptakan hal (ucapan) tidak menyenangkan di hati orang Papua. Negara-Negara dunia yang peduli Hukum dan HAM sempat soroti terhadap ungkapan dan perlakuan oleh pemimpin bangsa Indonesia terhadap orang Papua penghuni berdaulat tetapi negara berusaha menutupi dengan berbagai alasan menyelamatkan sementara.

Negara Indonesia tidak tahu bertanggung jawab, tahu hanya menciptakan kriminal. Mengapa? Pelanggaran-pelanggaran HAM berat masih terpeliara dan semakin bertambah, satupun belum ditindaklanjuti berdasarkan hukum yang berlaku di negeri ini. Semestinya, negara terbuka, bijak, menangani kasus-kasus Papua berdarah. Sebab korban bukan binatang tetapi yang korban adalah manusia ciptaan Tuhan dan ditempatkan bumi cendrawasih bersama hak hidupnya. Sayang sekali, Manusia Papua penghuni berdaulat hilang satu per satu dalam detik akibat kejahatan negara Indonesia.

Memang benar, hukum di Indonesia penipuan belaka dan hukum Indonesia berlaku bagi pelaku sedangkan bagi korban tertutup dan membesarkan. Hukum Indonesia tidak adil! Apa arti dan makna dari keadilan, Percuma dalam teks pancasila yang dilampirkan ke bagian (5) yang berbunyi : “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dimana keadilan itu? Sekian lama, tidak berlaku sama sekali bagi rakyat. Namun, tentu hari tepat akan terjawab.

Saya mau bilang kepada pemimpin negara ini, Nyawa manusia tidak bisa digantikan dengan harta benda dibumi tetapi kau memakan banyak Nyawa orang Papua dengan banyak cara (kentara dan sembunyi). Tetapi suatu saat, kau pastikan akan menuaikan hasil menabur selagi hidup dibumi manusia.

Penulis adalah Generasi Emas Papua tinggal di kota Nabire

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.