Header Ads


Sedikit Catatan Untuk Generasi Yang Sering Hidup Bersama Minuman Keras


Oleh: Otis Tabuni

Dalam Catatan Sebelumnya yang dimuat di suara Meepago dengan judul ( Minuman Keras Sebagai Budaya Papua ?) Merupakan Catatan saya untuk membangun kesadaran bahwa pada dasarnya Minuman Keras bukan budaya Papua! Walaupun pasti orang berkata sesuatu yang dilakukan secara terus menerus merupakan bagian dari budaya tetapi Penulis diberikan hikmah untuk membantahnya dengan berbagai argumentasi yang bisa diberikan pemahaman umum. Pada tulisan sebelumnya, saya menitik beratkan pada adanya upaya pihak luar dan menurut Babel, Berikanlah minum- Minuman Keras kepada orang-orang yang memiliki masa lampau yang kelam agar mereka melupakannya. 
Sebagai referensi, baca di Amsal 31:6-7 dan Jeremia 51:16. Kedua ayat Alkitab dapat dibaca dan diberikan Analisis dengan pandangan masing-masing sesuai dengan konteks Papua hari ini!l.

Pertanyaan saya adalah benar kha kita memiliki masa lalu yang kelam? Jika ia kenapa kita mabuk? Terjawab kha kata Babel ini? Jika tidak, apa dasar minum minuman Keras sedang dapat dikonsumsi? Anda ( para pembaca) bisa menjawab sendiri

Dalam penulisan ini ijinkan saya untuk miras dan kehidupan bagi suku saya ( Nduga) sebagai example untuk menjawab persoalan-persoalan miras di kalangan masyarakat Papua secara umum.

Ijinkan kepada keluarga korban dan keluarga pelaku atas sebutkan beberapa kasus sebagai contoh atas perbuatan oleh orang mabuk!

Ada beberapa kasus dapat memunculkan pada tulisan ini, diantara kasus-kasus ini adalah sebagai berikut;.

1. Demas Gwijangge sedang Terbaring di RSUD Timika karena Kaka Patah.

Kronologi Singkat,

Pada tanggal 19 Mei 2020, pukul 09:55 WIT pagi telah terjadi kasus pemotongan kaki korban D.G dengan menggunakan Kampak. Pagi itu, korban sedang duduk di teras depan rumah adat (Onai) Jalur 2, Tibah - tibah Seorang berinisial M.N memegang Kampak dan berlari ke arah Onai lalu sebut nama korban dan melepaskan Kampak hingga kaki korban terpotong. 10:50 WIT membawah kroban ke RSUD Timika. Hasil foto di UGD tulang kaki patah. Hari Ini, masih dalam tahapan operasi oleh tim medis RSUD Timika.

Selanjutnya, pada awalnya yang mabuk karena minum minuman Keras sebanyak 5 orang pemuda. Inisial kelima anak muda yang pesta miras sebelum kejadian itu adalah sbb;. 
1. M.N 
2. E.M
3. A.T
4. L.N 
5. A.G
Hingga Hari ini, kelima pemuda yang mabuk dan memotong kaki D.G sedang di tahan di Polsek Mampru Jaya dan selanjutnya akan diserahkan ke polres untuk selanjutnya di proses hukum oleh pihak yang berwajib.

2. Levison Gwijangge, 18 tahun ditikam oleh pemuda berisial A.N berusia 20 tahun. Kini pelaku sedang di penjarah di Timika

3. Apianus Wandikbo dan Mento Ubruangge Meninggal pada waktu dan tempat yang sama di Surabaya akibat konsumsi minuman keras beberapa hari berturut-turut tahun 2012. kedua jenasah dikirim ke Timika dan dimakamkan di satu kuruban dua peti.

4. Ebegengge Wandikbo, usai mengonsumsi minuman keras, tumpuk kaca dan tangan mengenai kaca lak meninggal dunia karena kehabisan darah di Irigasi, Timika tahun 2020

5. 6 Jenazah masuk dalam satu lobang kuburan akibat oblosan miras jenis alkohol milik rumah sakit / puskesmas Jita Kabupaten Timika.

6. Korban Esera Nirigi

Pelaku almahrum mantri P.G hendak mau membeli alkohol karena sdh habis, sementara bergegas ke arah motor... datanglah istri menghampirinya tujuan untuk menarik kunci motor... tetapi karena sdh dlm keadaan mabuk maka Alm PG menendang bagian perut akibat tendangan keras mengenai limfa...dan sekejap langsung mati ( M.D).

7. Ada banyak kasus dari berbagai kabupaten kota Provinsi Papua yang tidak penulis sebut satu persatu.

Dari kasus ke kasus, nyawa ke nyawa, Masalah ke masalah, maka 70% Masalah dalam kehidupan generasi Nduga dan Papua pada umumnya lahir dan dilahirkan akibat Miras!. Oleh sebab itu, saya mau sampaikan beberapa hal yang lahir dari dampak miras agar menjadi perhatian bersama;. 
Pertama, minuman keras atau alkohol adalah bahan yang mengandung Etanol dan berdampak pada keturunan kesadaran dan sebagian sel tubuh sehingga orang yang mabuk itu menjadi setengah gila!.

Kedua, Pemabuk atau orang dengan minuman keras benar-benar hidup ketergantungan. Ketergantungan dimaksud disini bahwa 
Mabuk berakibat pada hilangnya kesadaran sehingga melakukan apapun yang dianggapnya bisa. Hal itulah kemudian mendorong untuk memperkosa anak orang,istri orang bahkan keluarganya sendiri bisa diperkosa. Berdampak pada pencurian barang milik orang lain hingga pembunuhan sebagaimana telah sebutkan beberapa kasus sebagai example.

Orang yang hidup dan kehidupannya tergantung pada miras sesungguhnya kemampuan untuk berhikma dan berkarya atas rancangan kehidupan yang diberikan sang pencipta telah Hilang dan kehidupannya penuh dengan kekacauan. Orang mabuk tidak mungkin paham semua persoalan Karena ketergantungan hidup dengan minuman keras. Orang-Orang yang hidup dengan Miras, pasti Ikut-ikutan seperti seekor belalang kecil (undugun Gurok) ditanya makan? Ia, lapar ? Ia, mati ? Ia dan semua menjawab dengan kata ia. Memang Karana ia binatang tetap ada manusia yang lebih rendah nilainya!

Artinya apa? Nalar berfikir Kritis, membaca dan mengamati, menganalisis Politik, ekonomi, sosial budaya atas realitas hidup manusia sudah mati. Jangankan persoalan Besar, hal kecil dalam diri dan keluar saja sudah lupa dan tidak tahu diri. Itulah sebabnya, kata seorang filsuf asal Yunani kuno yang mengatakan manusia lebih rendah dari bintang atau Lebih banyak bisa baca pendapat The Descent Man tentang manusia sama dengan Bintang.

Ketiga,, orang mabuk itu kalau minuman keras sudah berkontraksi langsung dengan organ tubuh manusia, maka ia lahirkan ketergantungan hidup dan jika sudah terkontaminasi dan kecanduan, maka Minuman menjadi sahabat sehingga akan menuntut agar tubuhnya harus diisi minuman keras, jika tidak isi dengan miras pasti menuntut dan Melawan tubuhnya sendiri. Saat itulah akan mencari sahabatnya untuk menawarkan diri kalau ia berkehendak minum mabuk tetapi tidak punya duit dll sehingga kesannya mengajak mabuk berbarengan adalah cara mengatasi tuntutan tubuh.

Saya tidak mau sebut manusia yang mengonsumsi miras sama dengan Binatang tetapi para filsuf telah menyatakan manusia lebih rendah dari bintang. Artinya, kata para filsuf benar-benar merendahkan manusia.

Dengan sebutan manusia lebih rendah daripada bintang namun satu hal yang hendak saya mau sebut disini adalah manusia diberi hikmah, akal Budi, Marifat dan itu kemuliaan yang dimiliki manusia yang beradab. Oleh sebab itu, bagi Generasiku harapan bangsa, harapan masa depan dan penerus bangsa agar tetap eksis hingga Tuhan Yesus dtg keduakalinya dengan ini, ijinkan saya pesan sedikit untuk generasiku Nduga dan Papua bajwa;.
1. Berhenti Miras;
2. Kembalikan tubuhmu pada Tuhan Allahmu sebagai sang pecinta
3. Perang melawan tubuh yang sedang menutut keinginan untuk mengonsumsi miras
4. Lakukan sesuatu yang bermanfaat dan 
5 mendorong kampanye bersama kami dengan slogan Stop Miras

Sekian catatan kecil saya, kiranya baca tulisan kecil ini dapat memberikan penyelamatan 1 atau 2 orang untuk berhenti minum mabuk.

Keterangan Foto:

Saat pertemuan dengan keluarga pelaku dan korban guna menyerahkan pemuda yang berpesta miras dan pelaku pemotongan kaki korban a.n D.G di halamat TKP 21 Mei 2020 pukul 10:00-13 WIT

Timika, 22 Mei 2020



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.