Masyarakat Papua Hampir Punah Warisa Budaya Pemeliharaan Ternak Babi
Mahasiswa peternakan Unipa berpose bersama dengan manajer usaha ternak dan KORLAP, setelah usai wawancarai di kandang ternak babi.Foto: OM
Manokwari,
KABARKEDEGAPO - Seorang manager Usaha Peternakan Babi yang
mempunyai visi “Peternak Rakyat” mengajak masyakar Papua tetap kembangkan usaha
ternak babi, sebagai sumber pendapatan ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sendiri dan masyarakat sekitarnya. Rabu 06/12/2017 siang.
Hal
ini disampaikan oleh manager Usaha Babi Rakyat, Roberth Ang Subay, bahwa
“
saya membuka usaha ternak babi ini, saya mencotohi kepada masyarakat papua
supaya masyarakat Papua juga harus kembangkan dan harus kaya diatas tanahnya
sendri (papua)”.
Ia
mengaku bahwa usahanya mulai kembangkan dengan modal awal sangat minim sehingga
sampai saat ini memdapatkan labah yang sangat menguntungkan.
“Awal
saya membuka Usaha Ternak Babi modal hanya 1 juta, berkembang sampai saat ini
pendapatan bersih yaitu 30-40 juta per bulan, dari kapasitas kandang 150 kamar
dengan 5 orang keryawan” dijelaskan kepada, puluhan mahasiswa, Fakultas
Peternakan, Universita Papua, saat mewawancarai sambil praktek dalam menunjang
nilai mata kuliah Ilmu Ternak Potong dan Kerja.
Penilaian
Roberth, masyarakat Papua selera konsumsi babi sangat faforit tetapi masyakat
sendri tidak peduli menjadi peternak, sampai banyak wilayah Papua yang masih
Inpor dari wilayah lain.
“setiap
kegitan yang diadakan dari masyarakat Papua, mau tidak mau harus korbankan
ternak, apalagi pesta Natal, biasanya banyak yang datang beli dari Nabire dan
sering kita juga biasa krim ke Nabire”. Katanya, ketika pantauan KABARKEDEGAPO, ditempat
usaha ternak babi Mulyono, Manokwari, Papua Barat.
Subay
berharap, Masyarakat Papua terlebih kushus pemuda Papua adalah generasi
perubahan tanah Papua. maka jangan proaktir dalam politik, tetapi kembangkan
talenta yang tinggalkannya.
“Ternak
babi sebenarnya budaya orang Papua, tetapi sekarang hampir punah karena semua
pemuda Papua dipengaruhi oleh politik, semua urus politik dan minum kiri kanan,
sebenarnya politik hanya sekedar, kalau menjadi peternak itu ada rasa
kenikmatan sampai masa-masa tuapun dapat”.
Sementara
itu, koordinator lapangan Muhamad, usaha ternak babi Rakyat di ingatkan pada
pemuda Papua banting tulang mamanfaatkan peluang sesuai masa muda dengan baik.
“Kami
orang pendatang sementara pertengahan kerja terus anak-anak muda Papua tinggal
diam lipat tangan, besok siapa yang akan pengganti orang tua di Papua”
Semua
pelosok masyakat papua sudah tercemar dengan budaya modoren, suatu saat bisa
lupa budaya pemeliharaan ternak sebagai budaya orang Papua, kemudian siapa yang
akan datang menutupi kekurang orang Papua, semua tidak ada keinginan menjadi
peternak?
(Admin)
Tidak ada komentar
Posting Komentar