Massa aksi PRP wilayah se Meepago sempat dihadang Polisi di Nabire
Nabire, (KABARKEDEGAPO) - Massa aksi yang tergabung dalam
Petisi Rakyat Papua atau (PRP) sempat dihadang pihak kepolisian di Jln.
Sudirman, Depan Gereja Sion, Nabire Papua.
Kegiatan anda menghalangi (menghambat) jalur lalulintas, Ini menganggu
aktifitas masyarakat Nabire, masyarakat Nabire resah
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, S.I.K.,
S.H., Kamis, (14/7/2022) siang usai massa aksi dihadang di Jln. Sudirman (Depan
Gereja Sion)
Ia harap "Banyak pesan yang masuk kepada kami (Kepolisian) maka jangan
membuat situasi menjadi tidak kondusif," katanya
Kami ingatkan sekali lagi kepada Massa aksi (Bapak, Ibu sekalian) bahwa kami
fasilitasi bapak anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Wakil Ketua II hadir disini.
Tolong hargai itu, jangan sampai kami memberi batas waktu, tegasnya Kapolres
Menurut Ia, kegiatan rekan-rekan sekalian adalah cacat hukum," katanya
Ia meminta kepada "Korlap-korlap arahkan untuk bubarkan massa aksi. Dan
minta perwakilan 20/30 orang ikut ke Polres. Dan teman-teman yang ada di
Polres, saya akan menjamin, tidak akan apa-apa, hanya minta keterangan dan
mendata identitas", harapnya.
Tujuan kedatangan kami (massa aksi PRP wilayah Meepago) untuk menyampaikan
aspirasi terkait penolakan pemekaran DOB, Otsus dan tuntutan agar Pemerintah
Indonesia gelar referendum bagi bangsa Papua, Ungkap salah satu koordinator
Lapangan (Korlap), Melky Pekei dalam orasinya depan pihak kepolisian.
Pekei menanggapi, "20/30 orang kita ke Polres sesuai permintaan pihak
kepolisian, ini awal kita gelar aksi PRP se-Meepago di Nabire", kata dia
kepada massa aksi.
Kita naik pelan-pelan per tangga maka bagimana menurut kalian? tanya dia kepada
massa aksi namun massa aksi menolak dan minta bebaskan massa aksi yang
ditangkap pagi hari.
Juru Bicara PRP, Jefry Wenda menyatakan Tuntutan rakyat Papua tidak hanya
sebatas menolak kebijakan Jakarta tentang Otsus dan pemekaran DOB tetapi lebih
jauh dari itu adalah Merdeka 100 persen sebagai bangsa yang berdaulat melalui
jalur referendum, ungkapnya
Menurut Wenda, "Sehingga perjuagan mengusir penjajah adalah perjuagan
seumur hidup yang akan terus dilancarkan di semua tempat, baik di kota dengan
cara aksi demontrasi, gerilya di hutan rimba, maupun diplomasi diluar
negri", katanya
Setelah beberapa jam kemudian (kira-kira jam 11:26) massa aksi diarahkan ke
Kantor DPR Nabire menggunakan beberapa kendaraan yakni truk Sahbara dan truk
Biasa dan sebagian massa aksi jalan kaki menuju ke kantor DPR dibawa pengawalan
pihak kepolisian dan tiba tanpa anarkis , pantauan wartawan media ini, (*)
Penulis: Norbertus Douw
Tidak ada komentar
Posting Komentar